Minggu, 29 September 2013

Darlison : Batam Perlu Galakkan Gerakan Orang Tua Asuh

BATAM – Keprisatu.com - Semakin banyaknya anak jalanan (anjal) di Batam perlu mendapat perhatian dari semua pihak.
Salah satunya dengan menggalakan gerakan orang tua asuh. Gerakan ini merupakan suatu bentuk kepedulian sosial untuk menjamin keberlangsungan pendidikan, baik anjal, anak yatim maupun anak dari keluarga kurang mampu. Karena bagimanapun juga mereka itu butuh akan pendidikan yang baik untuk bekal  nanti dimasa depan.
Demikian dikatakan Ketua STIKOM Muhammadiyah Batam, Drs H Darlispon MM, menanggapi banyaknya anjal di Batam, Jumat (27/9). Menurutnya pola pengasuhan dalam program ini akan memberikan jaminan biaya pendidikan bagi anak-anak jalanan dan anak yatim. Namun tentunya agar harus punya wadah agar dapat  menjembatani masyarakat dalam menyalurkan kepedulian sosial secara efektif dan tepat sasaran.
“Kalau ada wadah yang mengelola gerakan orang tua asuh ini, bisa saja nanti disalurkan sebagai bentuk pemberian beasiswa pendidikan kepada sasaran yang meliputi pembiayaan SPP, sepatu dan seragam, buku-buku pelajaran dan subsidi biaya pendidikan lainnya minimal selama 1 tahun. Dan setiap orang tua asuh bisa saja memiliki beberapa anak asuh, dan wadah inilah yang akan menjadi fasiltator untuk akses komunikasi antara orang tua asuh dan anak asuh sehingga dapat memantau perkembangan anak yang diasuhnya,” ujarnya.
Menurut Darlispon, sejauh ini persoalan penanganan anja) dan gelandangan pengemis  di Batam  nyaris tak pernah selesai. Padahal bila dilihat dari jumlahnya di Batam semakin hari semakin banyak, baik itu anjal, gepeng, maupun anak punk.  Seharusnya kata dia, pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial melakukan  pendekatan persuasif dan upaya rehabilitasi atau mencarikan jalan keluar agar mereka bisa hidup seperti anak lainnya mengecap pendidikan dengan baik.
“Ya atau dilatih keterampilannya dan menjadi terlatih,  kemudian dapat diberikan modal sehingga mereka memiliki usaha sendiri.
Dinilai Darlispon, bahwa hidup menjadi anak jalanan itu bukanlah sebagai pilihan hidup yang menyenangkan, melainkan  keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab tertentu.  Maka dari itu untuk menuntaskan persoalan anjal ini, memerlukan koordinasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Tidak hanya pemerintah, namun juga butuh partisipasi masyarakat.
“Jadi untuk penanganan anak jalanan bukan saja menjadi tanggung jawab salah satu pihak saja, melainkan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, LSM, akademisi dan masyarakat, secara keseluruhan. Nah sekarang ini persoalannya, selama ini aksi-aksi penanganan anak jalanan masih dilakukan secara sporadic, sektoral dan temporal serta kurang terencana dan terintegrasi secara baik. Akibatnya efektivitas penanganan menjadi tidak maksimal,” jelasnya lagi.

0 komentar:

Posting Komentar